Naruto Chapte 653
"Aku Melihatmu"
Thanks To : beelzeta.com
Sebelumnya :
Di alam bawah sadarnya, Naruto berkata pada Obito, "Uchiha Obito, aku akan membuka topeng yang menutupi wajahmu itu"
Sempat terdiam untuk beberapa saat, Obito kemudia berkata,
"Uchiha Obito katamu? Apa nama itu.. orang itu, memiliki arti bagimu??" Obito sendiri seolah
sudah tak mengenal nama itu lagi. "Dengan bersatunya aku
dengan Juubi, aku mampu
berpindah ke dimensi yang baru.
"Aku Melihatmu"
Thanks To : beelzeta.com
Sebelumnya :
Di alam bawah sadarnya, Naruto berkata pada Obito, "Uchiha Obito, aku akan membuka topeng yang menutupi wajahmu itu"
Sempat terdiam untuk beberapa saat, Obito kemudia berkata,
"Uchiha Obito katamu? Apa nama itu.. orang itu, memiliki arti bagimu??" Obito sendiri seolah
sudah tak mengenal nama itu lagi. "Dengan bersatunya aku
dengan Juubi, aku mampu
berpindah ke dimensi yang baru.
Aku bukan lagi manusia, aku adala seseorang yang akan
memimpi manusia menuju
langka selanjutnya."
"Tekad dan tubuhku sama seperti Rikudo Sennin. Akulah Rikudo Sennin kedua." ucap Obito lagi.
Naruto lalu menunjuk tubuh
Obito dengan telunjuk tangan
kirinya dan berkata, "Tidak, kau adalah Uchiha Obito."
________________________
NARUTO CHAPTER 653 - AKU MELIHATMU
"Ketika chakramu menusukku, aku bisa melihat masa lalumu." ucap Naruto. "Cara kit tumbuh itu sama, begitu juga dengan mimpi kita untuk menjadi hokage.
Kita berdua benar-benar mirip.. kita sama-sama tak tahu orang tua kita.. seseorang yang penting bagi kita mati..itulah kenapa kau
berkata padaku kalau rasa kesepian adalah hal yang paling
mengerikan.."
"Kau juga ingin seseorang mengakui keberadaanmu, itulah kenapa kau ingin menjadi hokage.
Setidaknya kau mirip denganku.
Tapi lihat kau yang sekarang! kau melawan seluruh shinobi di dunia ini dan berkata kalau itu demi kebaikan, namun pada
kenyataannya itu hanya baik menurutmu!! Tak seorangpun,
bahkan orang yang kau anggap
penting dalam hidupmu, akan mengakui mimpimu ini.." Obito terdiam, sementar Naruto
teru melanjutkan kata-katanya,
"Sebelumnya kau punya mimpi yang sama denganku, tapi sekarang kau menjadi kebalikan dari hokage!! Kau mirip denganku, itulah kenapa.."
"Tidak.." ucap Obito. "Justru karena kau mirip dengankulah, aku ingin supaya kau berpikir kalau dunia ini benar-benar
menyedihkan.." lanjutnya. Untuk sesaat, Naruto dan Obito sama-sama terdiam. "Tidak.." ucap Obito lagi. "Aku ingin merasakannya sekali lagi, kalau jalan yan kupilih itu benar..
bertarun melawanmu.. aku teringat akan diriku di masa lalu..
karena itulah aku ingin mengujimu.. aku ingin melihat kau menyerah, dan kemudian membuang semu idealismemu.."
"Karena kau sepertikulah ini menggangguku!!" ucap Naruto. "Yang ka lakukan hanyalah mengabaikan semuanya dan lari dari masalah!!"
"Tidak, aku melakukan apa yang akan hokage lakukan. Bahkan lebih dari itu, karena aku akan membawa kedamaian pada dunia ini." ucap Obito.
"Hah.." Naruto menghela nafas
sejenak, lalu kemudia bertanya lagi pada Obito, "Apa kau benar-
benar berpikir begitu? apa kau
benar-benar serius berpikir
seperti itu!?"
Obito tak menjawabnya, ia malah memejamkan mata dan kemudian
menginga kenangannya dulu saat bersama dengan Obito. Saat
itu, Obito kecil sedang terluka,
dan Rin mengobati luka di pipi kanannya itu.
"Dengan membantuku, artinya kau menyelamatkan dunia ini." ucap Obito.
"Eh?" Rin menatap dengan
tatapan tidak mengerti, Obito
kemudia menjelaskan, "Yah, kau lihat, aku akan menjadi hokage dan menghentikan perang ini.
Kalau kondisiku tidak baik, maka
aku tak akan bisa melakukannya, kau mengerti, kan?"
"Yah, agak rumit sih.." ucap Rin.
Lalu dengan wajah memerah,
malu-malu, Obito berkata, "Dan untuk melakukannya.. itu.. umm..
kau harus tetap berada di sisiku
dan mengawasiku.. seperti.. kau tahu kan.."
"Hmm???" Rin menatap wajah
Obito sambil tersenyum,
sementara wajah Obito semakin memerah hingga tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Kembali ke Obito yang sekarang,
ia membuka matanya lagi dan akhirnya menjawab pertanyaan Naruto, "Ya, kupikir begitu.."
ucapnya. "Kau tak perlu lagi
berjalan tanpa tahu arah ke mana kau akan pergi, karena di
sana kau hanya akan menemukan mayat teman-
temanmu. Kalau saja seseorang tahu ada cara singkat untuk
mencapai kedamaian itu, orang itu pasti akan memilihnya. Tujuan seorang hokage adalah untuk membawa kedamaian pada dunia ini kan.."
"Apa katamu??" Naruto merapatkan genggaman tangan kanannya, lalu berkata pada
Obito dengan tatapan mata yang tajam, "Aku tak ingin mengetahui cara singkat itu.. aku ingin menempuh jalan yang curam
selangkah demi selangkah.."
Kembali ke Obito yang sekarang,
ia membuka matanya lagi dan akhirnya menjawab pertanyaan
Naruto, "Ya, kupikir begitu.."
ucapnya. "Kau tak perlu lagi berjalan tanpa tahu arah ke mana kau akan pergi, karena di
sana kau hanya akan menemukan mayat teman-
temanmu. Kalau saja seseorang
tahu ada cara singkat untuk
mencapai kedamaian itu, orang itu pasti aka memilihnya. Tujuan seorang hokage adalah untuk membawa kedamaian pada dunia ini kan.."
Naruto meraptkan gengamam tangan kanan nya dan menatap tajam obito, aku ingin menempuh jalan yang curam
selangkah demi selangkah.."
"Akankah kau mengatakan hal
yang sama bahkan jika kedua jalan itu memiliki tujuan yang sama?" "Seseorang harus punya
keberanian untu menempuh
jalan yang curam itu." ucap Naruto. "Hokage adalah seseorang yang menghadapi
penderitaan, berjalan di depan semuanya, seseorang yang
membuka jalan agar semuanya
bisa lewat.."
Naruto melangkah mendekati
Obito, "Tak ada jalan pintas
untuk menjadi seorang hokage,
dan setelah kau menjadi hokage,
kau tak bisa lagi lari dari
posisimu.."
Obito kembali teringat akan masa
lalu, waktu itu tampak Rin sedang
memerban telapak tangan kiri
Obito yang terluka. "Aku
ceroboh, sampai-sampai ada
debu masuk ke mataku.." ucap
Obito.
Rin menatap Obito dengan
tatapan kesal. Obito sempat
terdiam, lalu kemudian ia tertawa,
"Hahaha, seorang lelaki tak akan
disebut lelaki kalau tak punya
beberapa luka di tubuhnya. Luka
ini bukan apa-apa.."
Rin masih saja menatap dengan
tatapan kesal.
"Jangan bersikap sok kuat dan
berpura-pura tak terjadi apapun,
aku mengawasimu." ucap Rin.
"Kau sudah berjanji padaku kalau
kau akan menjadi hokage. Tak
apa, aku juga ingin menghentikan
perang ini dan menyelamatkan
dunia.. itulah kenapa aku
memutuskan kalau aku akan
tetap berada di sisimu dan
mengawasimu.. bukankah kau
sendiri yang bilang kalau
menolongmu sama halnya
dengan menyelamatkan dunia ini?"
"Yah.." Obito akhirnya menangis.
"Sekarang aku mengawasimu, kau tak bisa menyembunyikan apa-apa lagi." ucap Rin.
"Ya.. ya!!" Obito masih menangis.
"Lakukan yang terbaik, Obito!
Jadilah hokage yang keren dan
izinkan aku melihat bagaimana kau menyelamatkan dunia ini. Janji ya.." Rin akhirnya tersenyum sambil memberi Obito semangat.
"Ayo.." Rin kemudian menarik telapak tangan Obito dan mengajaknya kembali ke tempat Kakashi dan guru Minato sedang menunggu. Obito terus mengingat saat-saat itu, mengingat saat-saat ketika Rin memegang telapak tangannya..
"Kau bilang pada guru Kakashi kalau kau kesal dengan ingatan
dan perasaanmu pada temanmu
dulu, namun ketika kau menjadi jinchuriki dan hampir terhisap
oleh kekuatan itu, bukankah kau menahannya kembali karena kau tak ingin kehilangannya??"
"Alasan kenapa kau bisa mengalahkan Juubi dan mengendalikannya adalah karena kau tak ingin membuang semua masa lalumu dan berusaha untuk mempertahankannya.. pada akhirnya, kau tak bisa membuang ingatan tentang ayahku, guru
Kakashi, dan orang yang dipanggil Rin itu, iya kan? Jadi artinya kau masih tetap Obito meski kau sudah menjadi Jinchuriki Juubi.. apa aku salah?"
"Kau harus kembali ke sisi kami sebagai Uchiha Obito, seorang shinobi Konoha, dan mengganti kerugian dari apa yang telah kau perbuat. Kau hanya ingin lari dari semuanya..
Kalau saja Rin masih hidup, dia akan berkata, Jangan
berpura-pura kuat dan bersembunyi, aku mengawasimu.. kau hanya bisa jadi dirimu
sendiri.. Jadi berhentilah berlari dan kembalilah ke sisi kami, Obito.."
Naruto menjulurkan tangannya, tanda perdamaian.
Akankah Obito meraihnya?
next chapter 654. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar